Pondok Assyifa Bang Bari 083831974838
Rumah Quran Ratu Assyifa 082154442690
Rumah Herbal Indonesia 082213485345
Kamis, 21 Agu 2025
Selasa, 1 Jul 2025 Kat : Kesehatan dan Komunitas

Saraf Terjepit: Penyebab, Gejala, dan Penanganan yang Tepat

Sudah Dibaca Sebanyak : 66 Kali

Saraf terjepit atau dalam istilah medis disebut pinched nerve adalah kondisi yang terjadi ketika tekanan berlebihan diberikan pada saraf oleh jaringan di sekitarnya, seperti tulang, otot, tendon, atau kartilago. Tekanan ini dapat mengganggu fungsi normal saraf dan menimbulkan rasa sakit, mati rasa, atau kelemahan pada area yang dipersarafi.

Kondisi ini cukup umum terjadi dan dapat memengaruhi siapa saja, meskipun risiko meningkat seiring bertambahnya usia. Memahami penyebab, gejala, serta langkah penanganan yang tepat sangat penting agar penderita dapat memperoleh kualitas hidup yang optimal.

Penyebab Saraf Terjepit

Saraf terjepit dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis maupun aktivitas sehari-hari. Berikut adalah beberapa penyebab utama:

1. Herniated Disc (Hernia Nukleus Pulposus)

Cakram tulang belakang yang bergeser atau pecah dapat menekan saraf tulang belakang. Ini adalah penyebab paling umum saraf terjepit di leher dan punggung bawah. Menurut Mayo Clinic, kondisi ini sering kali terjadi akibat penuaan atau cedera fisik [1].

2. Cedera atau Trauma

Kecelakaan lalu lintas, jatuh, atau aktivitas fisik berat dapat menyebabkan pembengkakan jaringan atau dislokasi tulang yang menjepit saraf.

3. Artritis

Peradangan akibat artritis, khususnya osteoartritis, dapat menyebabkan pertumbuhan tulang (bone spur) yang menekan saraf.

4. Postur Tubuh yang Buruk

Kebiasaan duduk membungkuk atau posisi tidur yang tidak ergonomis dapat menimbulkan tekanan berkepanjangan pada saraf.

5. Obesitas

Berat badan berlebih memberikan tekanan tambahan pada persendian dan tulang belakang, yang dapat menyebabkan penjepitan saraf.

Gejala Saraf Terjepit

Gejala saraf terjepit dapat bervariasi tergantung lokasi saraf yang terkena. Berikut adalah gejala umum yang sering dirasakan:

  • Nyeri lokal maupun menjalar, seperti dari leher ke lengan atau dari punggung ke tungkai.
  • Kesemutan atau rasa seperti ditusuk jarum pada area tertentu.
  • Mati rasa atau berkurangnya sensitivitas kulit.
  • Kelemahan otot pada bagian tubuh yang dipersarafi.
  • Perasaan terbakar atau seperti tersetrum.

Gejala biasanya memburuk saat tubuh dalam posisi tertentu, seperti duduk terlalu lama, membungkuk, atau mengangkat beban berat.

Diagnosis Saraf Terjepit

Untuk memastikan seseorang mengalami saraf terjepit, dokter akan melakukan evaluasi melalui:

1. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan menilai kekuatan otot, refleks, dan sensitivitas saraf pasien.

2. Tes Pencitraan

  • MRI (Magnetic Resonance Imaging): Memberikan gambaran jaringan lunak, termasuk cakram dan saraf.
  • CT Scan: Berguna untuk melihat struktur tulang dan kemungkinan penjepitan.
  • X-ray: Dapat mendeteksi penyempitan tulang belakang atau pertumbuhan tulang.

3. Elektromiografi (EMG)

Tes ini mengukur aktivitas listrik pada otot untuk mengetahui apakah ada kerusakan saraf.

Penanganan dan Pengobatan

Penanganan saraf terjepit tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan penyebabnya. Sebagian besar kasus dapat sembuh tanpa operasi.

1. Terapi Konservatif

  • Istirahat: Menghindari aktivitas yang memperparah gejala.
  • Obat Pereda Nyeri: Seperti ibuprofen atau naproksen, untuk mengurangi peradangan.
  • Kompres Dingin atau Panas: Membantu meredakan nyeri otot dan pembengkakan.

2. Fisioterapi

Latihan fisik yang diawasi fisioterapis dapat membantu mengurangi tekanan pada saraf dan memperkuat otot pendukung. Teknik peregangan dan postur ergonomis diajarkan untuk mencegah kekambuhan.

3. Suntikan Steroid

Pada kasus tertentu, injeksi kortikosteroid diberikan langsung ke area yang terkena untuk meredakan peradangan.

4. Operasi

Jika terapi konservatif gagal dan gejala memburuk, tindakan pembedahan mungkin diperlukan. Operasi bertujuan untuk mengangkat tekanan dari saraf, misalnya dengan mengangkat bagian cakram yang menonjol (discectomy) atau melonggarkan ruang saraf (laminectomy).

Pencegahan Saraf Terjepit

Meskipun tidak semua kasus dapat dicegah, beberapa langkah berikut dapat menurunkan risiko:

  • Menjaga postur tubuh yang baik, terutama saat duduk atau mengangkat beban.
  • Rutin berolahraga untuk menjaga kekuatan otot punggung dan perut.
  • Menghindari gerakan berulang yang membebani bagian tubuh tertentu.
  • Menjaga berat badan ideal untuk mengurangi tekanan pada tulang belakang.

Komplikasi Jika Tidak Ditangani

Jika dibiarkan tanpa penanganan, saraf terjepit dapat menyebabkan kerusakan saraf permanen. Akibatnya, penderita dapat mengalami:

  • Kehilangan fungsi motorik atau sensorik.
  • Nyeri kronis yang mengganggu aktivitas harian.
  • Atrofi otot (penyusutan otot).
  • Gangguan mobilitas jangka panjang.

Oleh karena itu, penting untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis bila mengalami gejala saraf terjepit, terutama jika tidak membaik dalam beberapa hari.

Kesimpulan

Saraf terjepit merupakan kondisi medis yang dapat mengganggu kualitas hidup apabila tidak ditangani dengan tepat. Penyebabnya beragam, mulai dari hernia cakram hingga postur tubuh yang buruk. Gejala seperti nyeri, kesemutan, dan kelemahan otot bisa menjadi tanda adanya penjepitan saraf.

Melalui diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai, sebagian besar kasus dapat sembuh tanpa operasi. Namun, pencegahan tetap menjadi langkah terbaik, terutama dengan menjaga postur tubuh, rutin berolahraga, dan menghindari aktivitas berat yang membebani tubuh secara berlebihan.


Referensi

  1. Mayo Clinic. (2023). Pinched nerve. Retrieved from https://www.mayoclinic.org
  2. Cleveland Clinic. (2022). Pinched Nerve Overview. Retrieved from https://my.clevelandclinic.org
  3. American Academy of Orthopaedic Surgeons. (2023). Herniated Disc. https://orthoinfo.aaos.org
  4. National Institutes of Health (NIH). (2022). Nerve compression syndromes. Retrieved from https://www.ninds.nih.gov

Informasi Publik Lainnya