Pondok Assyifa Bang Bari 083831974838
Rumah Quran Ratu Assyifa 082154442690
Rumah Herbal Indonesia 082213485345
Kamis, 21 Agu 2025
Rabu, 2 Jul 2025 Kat : Kesehatan dan Komunitas

Mengapa Gula Darah Naik? Pemahaman, Penyebab, dan Pencegahan

Sudah Dibaca Sebanyak : 64 Kali

Kadar gula darah atau glukosa dalam tubuh memainkan peranan penting dalam menjaga keseimbangan energi dan fungsi organ. Namun, peningkatan kadar gula darah secara tidak normal, atau yang dikenal sebagai hiperglikemia, dapat menjadi tanda awal gangguan metabolisme seperti diabetes mellitus. Artikel ini akan membahas penyebab utama kenaikan gula darah, mekanisme tubuh dalam mengatur kadar glukosa, serta langkah-langkah pencegahan dan edukasi yang relevan.

Apa Itu Gula Darah?

Gula darah merujuk pada konsentrasi glukosa yang bersirkulasi dalam aliran darah. Glukosa adalah sumber energi utama bagi sel-sel tubuh dan berasal dari makanan, terutama karbohidrat yang diubah melalui proses pencernaan. Setelah diserap, glukosa memasuki aliran darah dan kemudian digunakan oleh sel-sel tubuh dengan bantuan hormon insulin.

Insulin, hormon yang diproduksi oleh pankreas, berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah dengan membantu glukosa masuk ke dalam sel. Ketika mekanisme ini terganggu, kadar glukosa dapat meningkat secara berlebihan.

Penyebab Gula Darah Naik

1. Asupan Makanan Tinggi Karbohidrat dan Gula

Makanan yang mengandung karbohidrat sederhana, seperti roti putih, nasi putih, kue, permen, dan minuman manis, dapat dengan cepat meningkatkan kadar glukosa darah. Ketika tubuh menerima asupan glukosa dalam jumlah besar secara tiba-tiba, pankreas harus bekerja ekstra untuk memproduksi insulin guna mengimbanginya.

Referensi: American Diabetes Association (ADA), 2024. Nutrition and Diabetes Prevention.

2. Kurangnya Aktivitas Fisik

Olahraga dan aktivitas fisik berperan dalam meningkatkan sensitivitas insulin, yaitu kemampuan sel-sel tubuh untuk merespons insulin secara efektif. Kurangnya gerak membuat tubuh kesulitan memanfaatkan glukosa yang ada, sehingga menumpuk dalam darah.

Referensi: Mayo Clinic (2023). Exercise and Blood Sugar Control.

3. Stres dan Hormon

Stres, baik fisik maupun emosional, dapat memicu pelepasan hormon kortisol dan adrenalin. Hormon ini meningkatkan produksi glukosa oleh hati sebagai bagian dari respons “fight or flight”, sehingga kadar gula darah naik meskipun seseorang tidak makan.

Referensi: Harvard Health Publishing (2022). Stress and Blood Sugar.

4. Penyakit atau Infeksi

Ketika tubuh mengalami infeksi atau peradangan, sistem imun memerlukan lebih banyak energi untuk melawan patogen. Sebagai respons, hati memproduksi lebih banyak glukosa. Hal ini umum terjadi pada pasien diabetes saat mereka sakit, dan dikenal sebagai “sick day effect.”

5. Obat-obatan Tertentu

Beberapa obat seperti kortikosteroid, diuretik, atau obat tekanan darah tertentu dapat memengaruhi kadar glukosa darah. Pasien yang mengonsumsi obat ini perlu memantau gula darah secara rutin.

Referensi: National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), 2023.

6. Diabetes Mellitus Tipe 1 dan Tipe 2

Diabetes merupakan penyebab utama hiperglikemia kronis. Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak memproduksi insulin sama sekali. Sedangkan pada tipe 2, tubuh mengalami resistensi insulin atau tidak cukup memproduksi insulin. Akibatnya, glukosa tidak dapat masuk ke sel dan tetap berada di dalam darah.

Dampak Kenaikan Gula Darah

Kadar gula darah yang tinggi secara terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh dalam jangka panjang. Beberapa komplikasi yang umum terjadi adalah:

  • Neuropati diabetik: kerusakan saraf, terutama di ekstremitas.
  • Retinopati diabetik: gangguan penglihatan hingga kebutaan.
  • Nefropati: kerusakan ginjal.
  • Penyakit kardiovaskular: risiko stroke dan serangan jantung meningkat.

Hiperglikemia akut juga dapat memicu kondisi darurat seperti ketoasidosis diabetik (DKA) atau hiperglikemia hiperosmolar, yang dapat mengancam nyawa.

Pencegahan dan Manajemen

1. Pola Makan Seimbang

Mengatur asupan makanan sangat penting. Fokus pada karbohidrat kompleks seperti biji-bijian utuh, sayuran, dan buah-buahan yang kaya serat. Hindari makanan tinggi gula tambahan dan lemak trans.

Saran: Gunakan metode “piring sehat” dari Harvard — setengah piring untuk sayur dan buah, seperempat untuk protein, dan seperempat untuk karbohidrat kompleks.

2. Aktivitas Fisik Rutin

Disarankan berolahraga setidaknya 150 menit per minggu aktivitas sedang seperti jalan cepat, berenang, atau bersepeda. Aktivitas ini membantu tubuh menggunakan glukosa dengan lebih efisien.

3. Pemantauan Gula Darah

Individu dengan risiko tinggi atau penderita diabetes disarankan rutin memantau kadar gula darah, baik dengan glucometer di rumah maupun melalui pemeriksaan HbA1c di fasilitas kesehatan.

4. Mengelola Stres

Meditasi, relaksasi, tidur cukup, dan aktivitas yang menyenangkan dapat membantu menurunkan hormon stres dan menjaga kestabilan gula darah.

5. Pemeriksaan Rutin

Deteksi dini melalui pemeriksaan rutin (seperti tes gula darah puasa atau oral glucose tolerance test) dapat mencegah komplikasi yang lebih serius.

Kesimpulan

Kenaikan gula darah merupakan kondisi yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola makan, aktivitas fisik, hormon, dan kondisi medis. Edukasi masyarakat mengenai pola hidup sehat, pentingnya pemeriksaan rutin, serta pengelolaan stres sangatlah penting dalam mencegah dan mengendalikan hiperglikemia.

Mengetahui penyebab kenaikan gula darah tidak hanya membantu penderita diabetes, tetapi juga masyarakat umum agar dapat hidup lebih sehat dan produktif. Dengan pendekatan komprehensif yang melibatkan edukasi, gaya hidup sehat, dan pengawasan medis, risiko komplikasi jangka panjang dapat diminimalkan secara signifikan.


Referensi

  1. American Diabetes Association. (2024). Nutrition and Diabetes Prevention. Retrieved from https://www.diabetes.org
  2. Mayo Clinic. (2023). Exercise and Blood Sugar. Retrieved from https://www.mayoclinic.org
  3. Harvard Health Publishing. (2022). Stress and Blood Sugar. Retrieved from https://www.health.harvard.edu
  4. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK). (2023). Blood Sugar Management. Retrieved from https://www.niddk.nih.gov
  5. World Health Organization (WHO). (2023). Diabetes. Retrieved from https://www.who.int

Informasi Publik Lainnya